Sejumlah negara tidak dapat lagi mengekspor barang mereka ke AS setelah Presiden AS Donald Trump melakukan pembatasan impor produk semikonduktor atau chip.
Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara yang diberi izin untuk membuat dan mengirimkan produk semikonduktor ke Amerika Serikat selama pemerintahan Joe Biden.
Airlangga menyatakan dalam sambutannya di acara Indonesia Economic Summit by IBC di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (18/2/2025), “Namun di bawah Trump, mereka membatasi bahwa negara yang boleh memproduksi semikonduktor di bawah tujuh nano, hanya negara terbatas, yaitu negara sekutu AS. 100% menjadi mitra AS.”
Airlangga mengatakan bahwa produk semikonduktor atau chip saat ini memiliki dua tujuan: untuk membantu perdamaian dan untuk perang.
Dia menyatakan bahwa semikonduktor saat ini memiliki dua tujuan: pertama untuk perdamaian dan kedua untuk perang. Oleh karena itu, ada pembatasan ekspor semikonduktor, bahkan untuk Indonesia.
Ketidakpastian di seluruh dunia akan meningkat karena pembatasan industri strategis dan komoditas. Di bawah era COVID-19, perkiraan pertumbuhan ekonomi global berkisar antara 2,7% dan 3,3%.
Airlangga menyatakan bahwa hubungannya dengan AS menyebabkan ketidakpastian kebijakan geopolitik dan ketegangan di Eropa. Ketegangan antara China dan AS juga menyebabkan ketidakpastian di Taiwan.
Dia menambahkan, “Kemudian ada juga inflasi yang tinggi di Amerika Serikat. Dan di bawah Trump, dia ingin memompa lebih banyak minyak. Tujuannya adalah untuk menurunkan harga minyak. Di sisi lain, tentu saja, Federal Reserve tetap menaikkan suku bunga lebih lama. Kemudian kita melihat perubahan iklim adalah masalah lainnya.”
Airlangga menyatakan bahwa Indonesia berada di posisi atas jika pertumbuhan ekonominya di atas 5% dibandingkan dengan pertumbuhan negara lain. Pertumbuhan ekonomi AS hanya 2,1%, Eropa hanya 1,4%, China 4,5%, Brasil 2,2%, dan ASEAN 4,5%.
Jika kita melihat ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 5%, saya kira bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya, Vietnam, China, dan Filipina, yang tumbuh lebih dari 5%, sementara negara lain hanya tumbuh kurang dari 5%. Dengan demikian, PDB ekonomi Indonesia sekitar US$ 4,7 triliun. Airlangga menyatakan bahwa Indonesia saat ini berada di urutan delapan di dunia.
Leave a Reply