Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan aturan baru yang akan memperketat ekspor prosesor AI canggih ke negara lain.

Selain memperketat ekspor chip AI, AS juga menekan Jepang dan Belanda untuk melarang perusahaan teknologi mereka, seperti Tokyo Electron dan ASML, untuk memberikan layanan pemeliharaan peralatan manufaktur semikonduktor di China. Jika permintaan ini disetujui, industri chip China dapat mengalami gangguan besar karena peralatan ini membutuhkan pemeliharaan rutin untuk beroperasi dengan baik.

Sebaliknya, ASML dan Tokyo Electron, yang selama ini memperoleh pendapatan puluhan juta dolar dari layanan mereka di China, berpotensi dirugikan oleh kebijakan ini. Selain itu, AS sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap beberapa perusahaan semikonduktor China.

Salah satu sasarannya adalah ChangXin Memory Technologies (CXMT), yang sebelumnya dimasukkan ke dalam daftar hitam karena keberatan dari Jepang. Namun, pemerintahan Trump saat ini sedang mempertimbangkan untuk memasukkan CXMT ke dalam Daftar Entity Departemen Perdagangan AS. Ini akan sepenuhnya melarang CXMT membeli peralatan pembuat chip dari AS. Pembatasan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pasokan di industri semikonduktor global, terutama untuk chip AI yang semakin penting untuk berbagai industri seperti data center dan kecerdasan buatan.

Sebaliknya, China dapat mempercepat upaya swasembada chipnya dengan langkah AS ini, seperti yang telah dilakukan sebelumnya dengan mendirikan pabrik semikonduktor di negaranya. Aturan ekspor chip AI ini masih belum diputuskan. Namun, kebijakan ini pasti akan memengaruhi China dan sekutu AS serta industri teknologi secara keseluruhan.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *