NVIDIA menjamin Nintendo Switch 2 akan memiliki teknologi DLSS.
“Global Infrastructure Partners” (GIP), Microsoft dan BlackRock adalah anggota kelompok investasi global dalam infrastruktur kecerdasan buatan (AI). GIP bekerja sama dengan MGX dari Uni Emirat Arab untuk memperoleh dua mitra baru: perusahaan Elon Musk xAI dan perusahaan teknologi NVIDIA.
Kemitraan awalnya disebut “Global AI Infrastructure Investment Partnership”, tetapi sekarang disebut “AI Infrastructure Partnership” (AIP). AIP akan memfokuskan investasi pada pembangunan infrastruktur AI yang masif, seperti pusat data canggih dan proyek energi pendukung. Dengan bantuan OECD, negara mitra AS, dan Amerika Serikat
Ketua dan CEO Global Infrastructure Partners Bayo Ogunlesi menyatakan, “Momentum yang telah kami capai sejak peluncuran kemitraan ini pada September telah memperkuat kebutuhan akan modal swasta yang signifikan untuk mendanai investasi pada infrastruktur penting, khususnya untuk mendukung kelanjutan pengembangan AI.”
“Dengan pengumuman hari ini, kami bangga menyambut mitra baru kami di AIP. Kami berharap dapat fokus pada ambisi bersama kami untuk meningkatkan inovasi AI dan pertumbuhan ekonomi.”
Pada awalnya, perusahaan, pemilik aset, dan investor memberikan dana sebesar 30 miliar dolar AS untuk kolaborasi. Namun, investasi selanjutnya, termasuk pendanaan berbasis utang, dapat mencapai hingga 100 miliar dolar AS.
Menurut SCMP, Kamis, kemitraan yang dikenal sebagai “Perjanjian Infrastruktur AI” (AIP) muncul di tengah tren AI saat ini. Para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2034, kebutuhan energi untuk mendukung aktivitas AI di seluruh dunia akan mencapai 1.580 terawatt jam, yang menunjukkan bahwa infrastruktur yang kuat dan berkelanjutan diperlukan untuk mendukung kemajuan teknologi.
Di sisi lain, para pengembang model AI bersaing satu sama lain di seluruh dunia. DeepSeek, sebuah perusahaan rintisan teknologi AI asal China, muncul sebagai ancaman besar bagi OpenAI, sebuah perusahaan AS.
DeepSeek berkonsentrasi pada pengembangan model bahasa besar untuk menghasilkan solusi AI yang inovatif dan berpotensi berarsitektur terbuka atau “open-source”. Namun, proses ini tidak selalu lancar; salah satu hambatan yang harus dihadapi adalah masalah regulasi.
Bab baru dalam pengembangan kecerdasan buatan ditandai dengan kerja sama dan kompetisi yang intens. Mungkin memiliki dampak besar dan meluas di banyak bidang, seperti lapangan kerja, pendidikan, dan kesehatan.
Namun, potensi itu juga memiliki masalah yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, seperti meningkatnya kebutuhan energi dan kebutuhan akan sistem undang-undang yang terstruktur secara menyeluruh. Upaya terbaru dalam pengembangan kecerdasan buatan adalah kemitraan global dan inovasi berkelanjutan untuk mencapai kecerdasan buatan yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Bagaimana